PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN TERHADAP MANAJEMEN LABA
The Influence of Orientation of Ethics and Experience of Accountants to The Management of Income
Kamaruddin¹, Abd Hamid², Tawakkal²
¹Jurusan Akuntansi, STIE YPUP Makassar
²Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin
Email : Kamaruddindp@yahoo.co.id
ABSTRAK
Manajemen laba yang banyak dilakukan selama ini dianggap legal, artinya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berterima umum, manajemen laba cenderung berbeda antara kelompok individu, perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh karakter individu seseorang dan karakter lingkungan seseorang, orientasi etika dan pengalaman
merupakan karakter individu yang diidentifikasi dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam penilaian etika.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi etika dan pengalaman akuntan terhadap persepsi etis
tentang praktik manajemen laba. Penelitian ini dilakukan pada para akuntan yang bekerja di Makassar, jenis penelitian
ini menggunakan causalitas study, data diperoleh melalui penyebaran kuesioner, selanjutnya data dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi etika berpengaruh positif
signifikan terhadap persepsi tidak etis tentang praktik manajemen laba, pengalaman akuntan berpengaruh positif
signifikan terhadap persepsi tidak etis tentang praktik manajemen laba, orientasi etika dan pengalaman akuntan
berpengaruh signifikan terhadap persepsi tidak etis tentang praktik manajemen laba.
Kata kunci: Orientasi etika, pengalaman akuntan, manajemen laba
ABSTRACT
Earnings management is mostly done so far is legal, that does not conflict with accounting principles generally
acceptable, earnings management tends to differ between groups of individuals, the difference is influenced by a
person's individual character and the character's environment, ethical orientation and experience an individual character
identified can affect one's perception of the ethical judgment. The study aimed to analyze the influence of ethical
orientation and ethical perceptions of accounting experience to the practice of earnings management. The research was
conducted on accountants who work in Makassar. This type of research uses causalitas stud, data obtained through the
questionnaire distribution, then the data were analyzed using multiple linear regression analysis. The results showed that
ethical orientation significant positive effect on perceptions of unethical practice of earnings management, accountant
experience significant positive effect on perceptions of unethical practice of earnings management, orientation ethics
and accounting experience significant effect on perceptions of unethical practice of earnings management.
Keywords: Orentation of ethic, experience akuntant, management of income
PENDAHULUAN
Berbagai penelitian tentang persepsi praktik
manajemen laba telah cukup banyak dilakukan.
Fischer dkk, (1995), Arlene (2005) menyebutkan
bahwa banyak manager yang menganggap
earnings management sebagai tindakan yang
wajar dan etis serta merupakan alat sah manajer
dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk
mendapatkan return perusahaan. Menurut
Merchant dkk, (1994), manajemen laba yang
banyak dilakukan selama ini dianggap legal,
artinya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berterima umum. Menurutnya,
ethical judgement terhadap earnings management
cenderung berbeda antara kelompok individu.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh karakter
individu seseorang dan karakter lingkungan
seseorang. Perbedaan penilaian tentang praktik
manajemen laba semakin menegaskan bahwa ada
faktor-faktor yang secara tidak sengaja dan tidak
diketahui menstimulus perilaku mereka terhadap
isu-isu etika. Orientasi etika merupakan salah satu
faktor individu (karakter individu) yang
diidentifikasi dapat mempengaruhi persepsi
seseorang dalam penilaian etika. Orientasi etika
(ethical orientation atau ethical ideology) adalah
suatu konsep diri dan perilaku pribadi yang
berhubungan dengan individu dalam diri
seseorang dan menunjukkan bahwa individu
mengadopsi ideologi tentang etika yang sangat
mempengaruhi bagaimana persepsi mereka
tentang permasalahan etika, Sasongko, dkk
(2007). Selain orientasi etika, pengalaman juga
diduga dapat mempengaruhi persepsi etis
seseorang terhadap suatu masalah etika. Dempsey, dkk (1993) dalam Sasongko (2007) menunjukkan
bahwa faktor-faktor lingkungan seperti budaya,
industri, organisasi dan pengalaman seseorang
mempengaruhi persepsi terhadap keberadaan etis
problem, alternatif-alternatif tindakan dan
konsekuensi-konsekuensinya. Pengalaman
mempunyai arti penting dalam upaya
perkembangan tingkah laku dan sikap seorang
akuntan. Hal tersebut dibuktikan oleh adanya
penelitian yang dilakukan oleh Larkin (2000)
dalam Sasongko dkk (2007) bahwa akuntan yang
berpengalaman cenderung lebih konservatif dalam
menghadapi situasi dilema etika.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Baharudin, dkk (2004), mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi profesi akuntan
terhadap praktik earning management, hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat peranan positif dari
orientasi etika individu terhadap persepsi tentang
perilaku moral praktik earnings management.
Individu yang memiliki orientasi etika dengan
idealisme tinggi akan menilai praktik earning
management lebih keras yang berarti menganggap
bahwa praktik earning management adalah
tindakan yang tidak etis. Ziegenfuss, dkk (2000)
dalam Sasongko (2007) melakukan penelitian
tentang persepsi etis dan nilai-nilai individu
terhadap anggota Institute of Internal Auditor.
Hasilnya menyatakan bahwa orientasi etika
internal auditor mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku pengambilan
keputusan etis. Internal auditor dengan skor
idealisme yang tinggi akan cenderung membuat
keputusan yang secara absolut lebih bermoral
(favor moral absolute) dan sebaliknya. Sasongko
dkk (2007) dalam penelitiannya mengenai
pengaruh pengalaman audit, komitmen
profesional, orientasi etika dan nilai etika
organisasi terhadap pengambilan keputusan etis
internal auditor dalam situasi dilema etika.
Hasilnya menunjukkan bahwa baik secara
individual maupun secara simultan komitmen
professional, orientasi etika dan nilai etika
organisasi berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis internal auditor dalam
situasi dilema etika, tetapi untuk variabel
pengalaman audit tidak berpengaruh. Nilai etika
organisasi pada sebuah organisasi secara positif
mempunyai pengaruh terhadap orientasi etika
seorang internal auditor. Sebuah organisasi yang
menjunjung tinggi nilai-nilai etika akan membawa
seorang internal auditor kepada orientasi etika
yang menjunjung tinggi pula nilai-nilai idealisme
dan selalu memegang teguh sesuai dengan aturan
yang berlaku. Untuk hubungan antara orientasi
etika dengan pengambilan keputusan etis juga
menunjukkan hasil yang positif yaitu bahwa
orientasi etika seorang internal auditor akan
berpengaruh secara positif terhadap keputusan
yang diambil dalam situasi dilema etika. Hal ini
seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sasongko dkk, (2007) yang menyatakan orientasi
etika seseorang akan berpengaruh signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis. Menurut
Zarkasyi dkk (2009) dalam studi statistik
deskriptifnya mengenai pentingnya ethical
orientation bagi akuntan publik, menunjukkan bahwa orientasi etika yang tinggi akan
mempengaruhi pada pengambilan keputusan yang
professional. Sehingga seorang akuntan dituntut
untuk memiliki orientasi etika yang tinggi dalam
menjalankan profesinya. Berdasarkan hal
tersebut, maka keterkaitan antara orientasi etika
dengan persepsi etis manajemen laba dapat
dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:
H1: Orientasi etika berpengaruh positif terhadap
persepsi tidak etis akuntan tentang praktik
manajemen laba.
Menurut Dempsey dkk, (1993) dalam
Sasongko dkk (2007), pengalaman merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
persepsi individu tentang keberadaan masalah
etika. Manajemen laba merupakan salah satu
contoh permasalahan etika yang kontroversial,
dimana disatu sisi tindakan ini tidak melanggar
prinsip-prinsip akuntansi tapi disisi lain tindakan
ini melanggar etika bisnis karena dapat
mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh
pihak ekstenal. Larkin (2000), Kidwell, dkk
(2005) dan Glover dkk (2003) dalam Sasongko
dkk (2007) dalam penelitiannya masing-masing
menunjukkan hasil yang sama bahwa pengalaman
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis. Artinya bahwa
dengan pengalaman seseorang mampu
mempertimbangkan secara lebih konservatif
keputusan-keputusan etis yang akan diambilnya.
Sedangkan Sasongko dkk (2007) menunjukkan
hasil yang berbeda, dalam penelitiannya tidak
ditemukan pengaruh pengalaman audit baik dalam
hubungannya dengan komitmen professional
maupun terhadap pengambilan keputusan etis.
Kusumastuti (2008) menunjukkan menunjukkan
hasil yang sama dengan Sasongko dkk (2007)
bahwa secara parsial pengalamaan berpengaruh
secara negatif dan tidak signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor. Artinya
semakin banyak pengalaman tidak berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan etis auditor yang
dibuat. Dalam pengambilan keputusan etis
auditor, pengambilan keputusan tidak cukup
hanya dengan pengalaman saja tetapi faktor lain
yang harus diperhatikan seperti sikap, kebiasan
dan budaya individu. Namun secara simultan,
pengalaman bersama-sama komitmen
professional, etika organisasi dan gender
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor berdasarkan
hasil. Profesi akuntan merupakan profesi yang
sering mengalami masalah-masalah etika bisnis
termasuk masalah manajemen laba. Akuntan yang
memiliki pengetahuan yang tinggi serta
pengalaman yang matang mampu menilai setiap
masalah etika yang sedang dihadapinya dengan
kritis, begitu juga dengan praktik manajemen laba
yang menimbulkan dampak merugikan bagi pihak
lain. Semakin berpengalaman seorang akuntan
maka akan semakin etis keputusan yang
diambilnya terhadap masalah etika. Berdasarkan
hal tersebut, keterkaitan antara pengalaman
akuntan dengan persepsi etis tentang praktik
manajemen laba dapat dirumuskan dengan
hipotesis sebagai berikut:
H2: Pengalaman akuntan berpengaruh positif
terhadap persepsi tidak etis akuntan tentang
praktik manajemen laba.
Orientasi etika merupakan suatu konsep diri
dan perilaku pribadi yang berhubungan dengan
individu dalam diri seseorang. Konsep orientasi
etika ini menunjukkan bahwa individu
mengadopsi ideologi tentang etika yang sangat
mempengaruhi persepsi mereka tentang
permasalahan etika termasuk masalah praktik
manajemen laba yang merupakan masalah
pelanggaran etika bisnis Sasongko dkk, (2007).
Adanya penilaian tentang persepsi etis praktik
manajemen laba tidak terlepas dari peran individu
yang memberikan persepsi tersebut. Selain konsep
dalam diri setiap individu, persepsi seseorang
terhadap suatu masalah juga dipengaruhi oleh
faktor luar salah satunya adalah pengalaman.
Akuntan yang memiliki pengalaman yang matang
akan mampu menilai setiap masalah etika
termasuk juga manajemen laba dengan kritis
dengan mempertimbangkan dampak kerugian atau
berdasarkan pengalaman sebagai seorang akuntan
yang didapat selama bekerja dalam bidang
akuntansi atau bisnis. Dengan demikian maka
hipotesis yang ketiga dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H3: Orientasi etika dan pengalaman akuntan
secara simultan berpengaruh positif terhadap
persepsi tidak etis akuntan tentang praktik
manajemen laba.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menguji
apakah orientasi etika berpengaruh positif
terhadap persepsi tidak etis akuntan tentang
praktik manajemen laba, apakah pengalaman akuntan berpengaruh positif terhadap persepsi
tidak etis akuntan tentang praktik manajemen laba
dan apakah orientasi etika dan pengalaman
akuntan secara simultan berpengaruh positif
terhadap persepsi tidak etis akuntan tentang
praktik manajemen laba.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan desain penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Arlene (2005). Penelitian ini dilakukan pada para akuntan yang
bekerja di Makassar. Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalag orientasi etika dan pengalaman akuntan
terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen
laba.
Pengumpulan data
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengumpulan data atas dasar strategi
kecakapan atau pertimbangan pribadi semata.
Analisis data
Metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linear berganda (multiple linear
regression) dengan bantuan SPSS 17.0 For
windows. Hasil penelitian berupa analisis statistik
deksriptif dan teknik pengujian hipotesis.
HASIL PENELITIAN
Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan teknik regresi. Hasil pengolahan
data menunjukan persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
Y = 0,505 + 0,177 X1 + 0,256 X2
Uji Statistik
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini
digunakan statistik t dan statistik F. Uji statistik t
digunakan untuk menguji signifikansi secara
parsial yaitu masing-masing variabel independen
berpengaruh signifikan ataukah tidak terhadap
variabel dependen pada tingkat signifikansi =5
persen. Uji statistik F digunakan untuk menguji
signifikansi secarasimultan yaitu secara bersama- sama apakah variabel independen (orientasi etika,
dan pengalaman akuntan ) berpengaruh signifikan
ataukah tidak terhadap manajemen laba pada
akuntan public dan akuntan manajemen pada
tingkat signifikansi = 5 persen.
Uji F (Uji Simultan)
Pengujian secara simultan (uji F),
dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel
orientasi etika, dan pengalaman akuntan secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba. Berdasarkan uji simultan
didapatkan nilai F statistik sebesar 51,582 dengan
nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka
dapat diketahui bahwa secara simultan ada
pengaruh signifikan antara orientasi etika, dan
pengalaman akuntan terhadap manajemen laba
pada akuntan public dan akuntan manajemen di
Makassar.
Uji t (Uji Parsial)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh variabel bebas (orientasi etika, dan
pengalaman akuntan) berpengaruh signifikan
ataukah tidak terhadap manajemen laba pada
akuntan public dan akuntan manajemen di
Makassar pada tingkat signifikansi =5 persen
secara terpisah atau parsial. Berdasarkan uji
parsial dapat disimpulkan sebagai bahwa;
pengaruh orientasi etika terhadap manajemen laba
pada akuntan public dan akuntan manajemen
berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka
disimpulkan H1 diterima, artinya orientasi etika
berpengaruh positif terhadap persepsi tidak etis
akuntan tentang manajemen laba pada akuntan
public dan manajemen di Makassar. Pengaruh
pengalaman akuntan terhadap manajemen laba
pada akuntan public dan akuntan manajemen
berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka
disimpulkan H2 diterima, artinya pengalaman
akuntan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap persepsi tidak etis akuntan tentang
manajemen laba pada akuntan public dan
manajemen di Makassar.
Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
koefisien determinasi adjusted (R2) pada akuntan
di Makassar sebesar 0,412. Hal ini menunjukkan
bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu orientasi etika dan pengalaman akuntan terhadap
variabel dependen persepsi tidak etis akuntan
tentang praktik manajemen laba yang dapat
diterangkan oleh model persamaan ini sebesar
41,20% sedangkan sisanya sebesar 58,80%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
penelitian.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa sesuai
hipotesis 1 orientasi etika berpengaruh positif
signifikan terhadap persepsi tidak etis tentang
praktik manajemen laba. Hal itu berarti
membuktikan secara empiris bahwa orientasi etika
merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi
etis atau penilaian moral seorang akuntan tentang
praktik manajemen laba. Akuntan yang memiliki
orientasi etika yang tinggi akan menilai praktik
manajemen laba lebih keras yang berarti
menganggap bahwa praktik earning management
adalah tindakan yang tidak etis. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ziegenfuss dkk (2000), Baharudin dkk
(2004), dan Sasongko dkk (2007).
Hasil uji hipotesis 2 menunjukkan bahwa
pengalaman akuntan berpengaruh positif
signifikan terhadap persepsi tidak etis akuntan
tentang praktik manajemen laba. Profesi akuntan
merupakan profesi yang sering mengalami
masalah-masalah etika bisnis termasuk masalah
manajemen laba. Akuntan yang memiliki
pengetahuan yang tinggi serta pengalaman yang
matang akan mampu menilai setiap masalah etika
yang sedang dihadapinya dengan kritis, begitu
juga dengan praktik manajemen laba yang
menimbulkan dampak merugikan bagi pihak lain.
Sehingga semakin berpengalaman seorang
akuntan maka akan semakin etis keputusan yang
diambilnya terhadap masalah etika. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Larkin (2000), Kidwell dkk,
(2005) dan Glover dkk (2003). Tetapi tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusumastuti (2008) dan Sasongko dkk (2007).
Hasil uji hipotesis 3 menunjukkan bahwa
orientasi etika dan pengalaman akuntan
berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap persepsi tidak etis akuntan tentang
praktik manajemen laba. Hal itu membuktikan
bahawa semakin tinggi orientasi etika dan
pengalaman akuntan akan sangat mempengaruhi
penilaian etika atau persepsi etis seorang akuntan
terhadap suatu masalah praktik manajemen laba.
Orientasi etika merupakan konsep diri yang harus
dimiliki oleh setiap akuntan sebagai pihak
independen yang dipercaya oleh masyarakat
sedangkan pengalaman merupakan faktor luar
yang mampu mempengaruhi persepsi seorang
akuntan mengenai etis tidaknya suatu praktik atau
tindakan manajemen laba. Penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusumastuti (2008) dan Sasongko dkk (2007).
Hasil penelitian ini juga membuktikan
pernyataan yang dikemukakan oleh Merchant dkk
(1994), hal ini sejalan dengan penelitian Lontoh
dkk (2004) yang menyatakan bahwa ethical
judgment terhadap earnings management
cenderung berbeda antara kelompok individu,
dimana perbedaan tersebut dipengaruhi oleh
karakter individu seseorang dan karakter
lingkungan seseorang. Dalam penelitian ini
dibuktikan oleh faktor orientasi etika sebagai
faktor dalam (karakter seseorang) sedangkan
pengalaman akuntan merupakan faktor
lingkungan seseorang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa Orientasi
etika berpengaruh positif signifikan terhadap
persepsi tidak etis akuntan tentang praktik
manajemen laba. Hal ini menggambarkan bahwa
peningkatan orientasi etika pada akuntan akan
berdampak pada pengambilan keputusan yang
professional sehingga akan meningkatkan persepsi
tidak etis akuntan tentang praktik manajemen
laba. Pengalaman Akuntan berpengaruh positif
signifikan terhadap persepsi tidak etis akuntan
tentang praktik manajemen laba. Hal ini
menggambarkan bahwa peningkatan pengalaman
akuntan berdampak pada peningkatan kemampuan
akuntan untuk mempertimbangkan secara lebih
konservatif keputusan-keputusan etis yang akan
diambilnya. Orientasi etika dan pengalaman
akuntan berpengaruh signifikan terhadap persepsi
tidak etis tentang praktik manajemen laba. Hal ini
menggambarkan bahwa peningkatan orientasi
etika dan pengalaman akuntan akan berpengaruh
secara bersama-sama terhadap persepsi tidak etis
akuntan tentang praktik manajemen laba dalam
artian bahwa peningkatan orientasi akuntan
dengan mengadopsi ideology tentang etika dan peningkatan pengalaman yang membuat akuntan
matang sehingga mampu menilai setiap masalah
etika dan manajemen laba dengan kritis. Untuk
penelitian mendatang, sebaiknya menambah
variabel independen atau variabel moderating
guna mengetahui variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi dan memperkuat atau
memperlemah variabel dependen karena
berdasarkan uji determinasi bahwa variabel
persepsi etis tentang praktik manajemen laba
sebesar 48,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak diikutsertakan dalam model penelitian.
Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya
disarankan untuk memasukan faktor-faktor seperti
nilai etika organisasi, gender dan komitmen
terhadap profesi kedalam model penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arlene (2005) “Persepsi Mahasiswa Akuntansi
terhadap Manajemen Laba”, Tesis
Pasacasarjana, UI. Depok.
Baharudin, Ishar dan Heru Satyanugraha (2004)
”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Persepsi Profesi Akuntan Terhadap Praktik
Earnings Management”, Media Riset
Akuntansi, Audit, dan Informasi Vol.4 No.1
hal.22,
Dempsey, Stephen J., Herbert G. Hunt III, and
Nicholas W Schroeder, (1993), “Earning
Management and Corporate Ownership
Structure: An Examination of Extraordinary
Item Reporting, Journal of Business Finance
& Accounting, 20(4), June, pp 479-500.
Fischer, Marilyn, dan K. Rosenzweig, (1995),
Attitudes of Students and Accounting
Practitioners Concerning the Ethical
Acceptability of Earnings Management,
Journal of Business Ethics 14: 433-444.
Glover, Arya AJ, dan Sunder, (2003), Ar
Unmanaged Earnings Always Better For
Shareholders?. Accounting Horizon
(Suplement).
Kusumastuti, Rika Dewi, (2008) ” Pengaruh
Pengalaman, Komitmen Profesional, Etika
Organisasi, Dan Gender Terhadap
Pengambilan Keputusan Etis Auditor”,
Skripsi FEIS UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta. Kidwell, David S, David W. Balck Well, David
A. Whidbee and Richard L. Peterson.,
(2005), Financial Institutions, Market and
Money, 9th ed., South Western/Part of
Thomson Corporation Inc., USA.
Larkin, J. M., (2000). The Ability of Internal
Auditors to Identify Ethical Dilemmas.
Journal of Business Ethics 23: pp 401-409.
Lontoh, Frederich Oscar L dan Lindarawati,
(2004) “Manajemen Laba Dalam Persepsi
Etis Akuntan”, Jurnal Widya Manajemen dan
Akuntansi Vol.4 No.1 : 1-26. Merchant, K. A., dan J. Rockness, (1994), The
Ethics of Managing Earnings: An Empirical
Investigation, Journal of Public Policy: 79- 94
Sasongko, Budi, Basuki, dan Hendrayanto (2007) “Internal Audit dan Dilema Etika”, STIE
Perbanas, Surabaya.
Zarkasyi, Srihadi W., (2009) “Pentingnya Ethical
Orientation Bagi Akuntan Publik: Suatu
Studi Deskriptif”, Department of Accounting,
Padjadjaran University, Oktober 2009.
Ziegenfuss, D.E, dan Martinson, O.B. (2000),
‘Looking at What Influences Ethical
Perception and Judgment, Management
Accounting Quarterly, Fall, pp. 41-47 2000,
‘Looking at What Influences Ethical
Perception and Judgment, Management
Accounting Quarterly, Fall, pp. 41-47.