Minggu, 08 Juni 2014

BAB VI PENGEMBANGAN PRODUK BARU DAN STRATEGI SIKLUS HIDUP PRODUK

A.    Strategi dan proses pengembangan produk baru
Menurut Kotler, langkah-langkah penting dalam pengembangan produk yang terlihat dalam gambar dibawah ini :

1)    Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan  produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.

2)    Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.

3)    Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk.

4)    Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.

5)    Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.

6)    Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.

7)    Pengujian pasar (market testing)
   Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasar yang dimilikinya.

8)    Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana produk baru tersebut akan diluncurkan ke pasar.
Selain hal – hal diatas. Point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu strategi yang baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki identitas yang khas dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan memungkinka untuk sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat sensitif terhadap sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang memiliki diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.

Beberapa faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah :
  • Kelangkaan ide penting pada wilayah tertentu
  • Pasar yang terfragmentasi
  • Batasan sosial dan pemerintah
  • Biaya pengembangan
  • Kelangkaan modal
  • Waktu pengembangan yang dibutuhkan relatif pendek.
  B.     Daur Hidup Produk

Setiap produk akan selalu memiliki masa hidup yang berbeda-beda. Masa hidup
suatu produk mulai saat dikeluarkan oleh perusahaan ke masyarakat luar sampai
dengan menjadi tidak disenanginya
produk tersebut merupakan siklus kehidupan produk. Tahap-tahap daur hidup produk yaitu:

1.Tahap Perkenalan (introduction)
Dalam tahap ini produk belum dikenal oleh konsumen sehingga harus
dipromosikan. Pertumbuhan hasil penjualannya akan sangat lambat.

2.Tahappertumbuhan (growth)
Dalam tahap ini produk mulai dikenal konsumen dan mengalami kenaikan volume
penjualan.

3.Tahap kedewasaan (maturity)
Dalam tahap ini, penjualan mencapai titik tertinggi dan persaingan juga
meningkat.

4.Tahap penurunan (decline)
Pada tahap ini penjualan mengalami penurunan karena produk tersebut sampai
pada titik kejenuhan. Konsumen akn meninggalkan dan tidak lagi mau
menggunakan produk tersebut. Dalam kondisi ini pengusaha harus sudah
mengantisipasi dan menyiapkan produk pengganti yang diharapkan akan menggantikan posisi produk yang sudah akan mati itu.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperpanjang daur hidup produk antara
lain adalah:

1.Meningkatkan frekuensi penggunaan dengan menawarkan manfaat tambahan yang bias dirasakan oleh konsumen.

2.Mengidetifikasi konsumen baru dengan memperluas target konsumennya.

3.Menemukan penggunaan manfaat lain dari suatu produk.

4.Modifikasi produk, bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk, memperbaiki kemasan, dsb.

Di samping pelaku usaha memperhatikan usia dari daur hidup produk, hal yang
tak kalah penting adalah pengembangan produk baru, khususnya bagi pelaku usaha
yang akan merintis usaha baru atau akan memproduksi produk baru.
Produk-produk baru yang diluncurkan perusahaan dapat berupa produk yang benar-benar baru
maupun hasil dari modifikasi produk terdahulu. Produk baru tersebut akan diterima
konsumen apabila konsumen merasakan manfaat lebih besar dari produk yang telah
ada.

Proses pengembangan produk baru memerlukan suatu proses yang sistematis, yaitu :

1.Pencarian ide
Ide tentang produk baru dikumpulkan dari orang-orang baik dari yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan.

2.Menyaring ide-ide.
Ide-ide yang telah dikumpulkan pada tahap awal perlu disaring atau dipilih untuk mendapatkan ide yang paling mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut.
3.Analisis bisnis

Perusahaan meramalkan potensi pasar untuk produk tersebut. Jika perusahaan yakin bahwa produk akan daptat memberikn laba dan menutup biaya, ide tersebut akandikembangka ke tahao selanjutnya.

4.Pengembangan produk
Perusahaan mengembangkan suatu model bagi produk. Kemudian dilakukan pengujin untuk melihat kelayakan pembutn produk dalam skala besar.

5.Tes pemasaran
Perusahaan melakukan uji coba pasar untuk mengetahui apa kelemahan produk tersebut sehingga dapat dilakukan penyesuaian.

6.Komersialisasi
Jikadalam uji pasar produk menunjukan hasil yang menjanjikan, perusahaan akan mulai memproduksi dan mendistribusikannya ke seluruh pasar.


  C.    Strategi pada Daur Hidup Produk

Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa strategi (Kotler 1997) yaitu :

1.      Tahap Perkenalan (Introduction)
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain adalah menciptakan primary demand (permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini produk biasanya didesain dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan cepat.

a.       Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang mana akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.

b.      Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.

c.       Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.

d.      Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah.
Lamanya tahap pengenalan ini sangat ditentukan oleh karakteristik produk seperti differential advantage dibandingkan produk produk lain yang eksis di pasar, usaha-usaha edukasional yang dibutuhkan, kadar sifat/corak baru suatu produk (degree of newness), dan komitmen sumber daya pihak manajemen terhadap item/aspek baru tersebut. Biasanya yang diharapkan adalah periode pengenalan yang singkat, sehingga pengaruh negatif terhadap penerimaan dan aliran kas dapat dikurangi. Demikian pula halnya dengan ketidakpastian terhadap produk baru tersebut diharapkan dapat ditekan.


2.      Tahap Pertumbuhan (Growth)

·         Rapid Growth
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru. Selain lini produk, lini harga juga digunakan untuk memuaskan selera berbagai segmen, mulai dari harga rendah sampai dengan harga premi. Sementara itu promosi ditekankan untuk membangun preferensi merek (selective demand). Periklanan dititikberatkan pada media massa untuk memaksimumkan jangkauan penginformasian produk. Pemasar juga harus terus mengumpulkan informasi tentang kegiatan persaingan dan mencari segmen pasar baru karena peluang di pasar yang ada sudah mulai berkurang dengan semakin banyaknya pesaing yang muncul.

Bentuk-bentuk strategi yang dapat dilakukan pada tahap ini antara lain meliputi:

a.       Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.
b.      Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
c.       Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d.      Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru.
e.       Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference advertising)
f.       Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.

·         Slow Growth
Strategi pemasaran pada tahap ini sebagian besar difokuskan untuk memperkuat dan mempertahankan posisi pasar serta membangun kesetiaan konsumen dan penyalui. Dengan semakin banyaknya pesaing yang keluar dari pasar maka intensitas persaingan menjadi berkurang. Jumlah produk di pasar juga berkurang, selain akibat semakin terdesaknya produk tiruan yang gagal, juga disebabkan oleh lini produk perusahaan yang menyusut karena produsen dan penyalur menghilangkan item yang prestasinya jelek. Harga menjadi alat persaingan. Selain untuk rnempertahankan konsumen agar tetap membeli, alasan harga kini menjadi alat untuk bersaing karena pasar sudah jenuh dan tidak tertarik lagi dengan promosi perusahaan. Penyalur menjadi semakin penting karena produk yang selalu tersedia pada tingkat eceran akan dapat memberikan penghasilan secara teratur. Dengan demikian promosi akan bergeser dari konsumen ke penyalur. Di samping itu usaha untuk memberikan pelayanan purna beli (servis dan suku cadang) juga semakin meningkat. Intelijen pemasaran mulai memfokuskan pada peningkatan produk, mencari peluang di pasar baru, serta perbaikan dan penyegaran tema promosi.

3.      Tahap Kedewasaan (Maturity)
Strategi yang dapat dilakukan pada tahap ini :
a.       Modifikasi pasar
1)      Memperluas jumlah pemakai merk
2)      Meningkatkan tingkat pemakaian per pemakai

Volume = jumlah pemakai merk x tingkat pemakaian per pemakai

Jumlah pemakai merk  dapat diperluas dengan cara :
·         Mengubah orang bukan pemakai
·         Memasuki segmen pasar baru
·         Memenangkan pelanggan pesaing




Tidak ada komentar:

Posting Komentar